Pagi harinya kami isi BBM full tank berikut cadangan di eceran .... Sepanjang perjalanan kami sejak hari pertama, memang agak susah mendapatkan BBM di SPBU karena terbatasnya SPBU dan kalaupun ada SPBU belum tentu buka karena seringkali mereka juga kehabisan BBM. Solar lebih susah dicari dari pada bensin .... Nggak heran kita sangat mengandalkan BBM eceran yg untungnya banyak tersedia diberbagai desa ....
Setelah isi perut, kami bergerak lagi menuju Tumbang Samba, sebuah desa kecil, namun memiliki banyak penginapan. Tumbang Samba tadinya dipikiran saya sebuah kota yg besar, ternyata benar2 hanya berbentuk desa namun dgn aktifitas kehidupan ekonomi yg ramai ....
Di kota ini kami agak lama berhenti karena ada perbaikan las chasis toyota tinus yg patah dan perbaikan kendaraan pak totok. Disini saya cari toko obat untuk menyembuhkan rasa gatal yg luar biasa akibat dari sentupan tawon.
Disini saya diberi obat semacam CTM atau Incidal dan suntikan anti allergi untuk menghilangkan rasa gatal yg luar biasa tsb. Hanya dalam waktu 5 menit setelah di injeksi rasa gatal tsb mulai reda dan perlahan hilang ... Waaah senang dan nyaman-nya terbebas dari rasa gatal yg menggila itu. Untuk mengurangi bentolan2 saya beli minyak tawon yg langsung saya balurkan ke sekujur kulit. Hasilnya dalam satu hari bentolan2 tsb menyusut dgn cepat.
Beberapa teman di rombongan yg parah2 gatal2nya seperti Ade dan Dadan akhirnya saya ajak untuk disuntik anti alergi dgn biaya Rp 25 ribu ....
Selesai perbaikan dan makan siang, sore harinya kita berangkat meninggalkan Tumbang Samba. Kita merubah route, dimana kita tidak mengambil jalur tulip tetapi mengambil jalur lain yg lebih cepat ke Muara Teweh melalui Palangka Raya, sebuah perjalanan yg sangat panjang. Pertimbangannya adalah jalur tulip juga mengambil jalan gravel sama dgn yg kita ambil sehingga trip tulip tidak terlalu menarik dan lebih lambat.
Dari Tumbang Samba, rombongan Pak Budi BR dan Acay sdh bergabung .... Kita konvoy bersama mengejar rombongan terdepan .....
Perjalanan ini berhenti kalau tidak salah di daerah Kasongan, lewat tengah malam, di jalan aspal, ketika kita sudah nggak kuat lagi buat meneruskan perjalanan. Kita berhenti di jejeran warung dan tidur di warung tersebut.
No comments:
Post a Comment